Jalan Pintas
"Jangan pergi, Do!!aku mohonnn....."
Kalimat itu tak menghentikan langkah kakinya.
"Aku masih butuh kamu. Aku cuma cinta kamu, Do. Kita sudah berjanji untuk selamanya bersama."
Edo melepaskan tangannya dari genggaman sang gadis.
Dengan bibir tertutup rapat dia pergi meninggalkannya.
"Maafkan aku. Do.." Bisikan lirih itu menghantar kepergiannya.
Entah bagian hati yang mana yang masih terluka, tak ada yang bisa menyentuh dan menutupinya. Kepercayaan yang luruh karena pengkhianatan cinta.
“Karina..”
Gadis itu berpaling kepada lelaki dibelakangnya.
"Kamu gak usah ikut campur, ini bukan urusanmu lagi!!kita putus!!!ternyata aku masih mencintainya, bukan mencintai kamu." ...
"Dia udah gak peduli sama kamu, karina!!buat apa kamu mengharapkan dia??!!! Aku pilihanmu satu-satunya sekarang!!!"
"Tidak, kamu bukan pilihan hatiku. Aku menyesal melakukan semua ini, kenapa aku harus menerima kamu tanpa memahami perasaan Edo.." Isaknya.
*****
Radith berjalan gontai memikirkan semua yang terjadi. Padahal dia sudah berusaha keras belajar untuk ujian minggu kemarin. Namun hasil yang dibagikan sungguh mengecewakan. Nilai "Cukup" bukanlah hasil yang dia inginkan.
"Arghhhh..brengsekkk!!!!" Ditendangnya batu itu.
"Baru kali ini gue gagal. Gue harus melakukan sesuatu. Gue gak mau ada yang bisa mengalahkan gue."
*****
Enam bulan kemudian adalah hari yang bersejarah buat Radith. Dia berhasil mendapatkan nilai A+ dikelasnya untuk semua mata kuliah. Senyum bangga tersirat diwajahnya.
"Selamat ya Dith, gile loe, brilliant juga otak loe ya." Temannya menepuk pundaknya.
Betapa tidak bangga setelah ini dia akan mendapatkan beasiswa sampai dia lulus kuliah.
"Abah dan Emak bisa tenang dikampung sekarang."
Dia berbicara kepada dirinya sendiri.
Radith terduduk diam didekat sebuah nisan.
"Maafkan aku Karina.." Bisiknya lirih.
Ya, Karina adalah saingan Radith dalam meraih gelar beasiswa dikampus. Dan demi ambisinya, Radith merusak hubungan Karina dan Edo yang mengakibatkan Karina bunuh diri di hari ujian terakhir.
Kalimat itu tak menghentikan langkah kakinya.
"Aku masih butuh kamu. Aku cuma cinta kamu, Do. Kita sudah berjanji untuk selamanya bersama."
Edo melepaskan tangannya dari genggaman sang gadis.
Dengan bibir tertutup rapat dia pergi meninggalkannya.
"Maafkan aku. Do.." Bisikan lirih itu menghantar kepergiannya.
Entah bagian hati yang mana yang masih terluka, tak ada yang bisa menyentuh dan menutupinya. Kepercayaan yang luruh karena pengkhianatan cinta.
“Karina..”
Gadis itu berpaling kepada lelaki dibelakangnya.
"Kamu gak usah ikut campur, ini bukan urusanmu lagi!!kita putus!!!ternyata aku masih mencintainya, bukan mencintai kamu." ...
"Dia udah gak peduli sama kamu, karina!!buat apa kamu mengharapkan dia??!!! Aku pilihanmu satu-satunya sekarang!!!"
"Tidak, kamu bukan pilihan hatiku. Aku menyesal melakukan semua ini, kenapa aku harus menerima kamu tanpa memahami perasaan Edo.." Isaknya.
*****
Radith berjalan gontai memikirkan semua yang terjadi. Padahal dia sudah berusaha keras belajar untuk ujian minggu kemarin. Namun hasil yang dibagikan sungguh mengecewakan. Nilai "Cukup" bukanlah hasil yang dia inginkan.
"Arghhhh..brengsekkk!!!!" Ditendangnya batu itu.
"Baru kali ini gue gagal. Gue harus melakukan sesuatu. Gue gak mau ada yang bisa mengalahkan gue."
*****
Enam bulan kemudian adalah hari yang bersejarah buat Radith. Dia berhasil mendapatkan nilai A+ dikelasnya untuk semua mata kuliah. Senyum bangga tersirat diwajahnya.
"Selamat ya Dith, gile loe, brilliant juga otak loe ya." Temannya menepuk pundaknya.
Betapa tidak bangga setelah ini dia akan mendapatkan beasiswa sampai dia lulus kuliah.
"Abah dan Emak bisa tenang dikampung sekarang."
Dia berbicara kepada dirinya sendiri.
Radith terduduk diam didekat sebuah nisan.
"Maafkan aku Karina.." Bisiknya lirih.
Ya, Karina adalah saingan Radith dalam meraih gelar beasiswa dikampus. Dan demi ambisinya, Radith merusak hubungan Karina dan Edo yang mengakibatkan Karina bunuh diri di hari ujian terakhir.
Comments
Post a Comment